research
  • 07 Oct
  • 2024

Kudus Bersinar, Busana Adat Memukau di Karnaval Budaya Hari Jadi Kota Kudus Ke-475 Tahun

Pada Sabtu, 21 September 2024, perwakilan siswi SMK NU Al Hidayah berpartisipasi dalam Festival Karnaval Budaya Daerah, yang merayakan hari jadi Kota Kudus yang ke-475. Acara ini berlangsung di depan Pendopo Kabupaten Kudus, menyuguhkan pertunjukan seni gerak lagu yang menawan.


Setiap rombongan menampilkan kebudayaan mereka dengan kostum yang indah, selaras dengan cerita yang dibawakan. Alunan musik dan sorotan lampu menambah suasana megah dan meriah, menjadikan karnaval ini sebagai momen yang tak terlupakan. Masing-masing kelompok memiliki waktu sekitar tiga menit untuk menyajikan visualisasi budaya yang mereka angkat, dan tepuk tangan meriah mengiringi setiap penampilan, baik di sela-sela maupun setelah pertunjukan selesai.


Tema yang diusung MKKS Kabupaten Kudus kali ini adalah "Asimilasi 4 Negeri Membalut Busana Adat Kudus." Tema ini menggambarkan bagaimana pengaruh empat negeri telah membentuk karakteristik unik pada pakaian adat Kudus. Misalnya, Kain Ulos dari Suku Batak dan filosofi yang terkandung dalam setiap elemen pakaian adat Kudus itu sendiri.


Dalam busana wanita, terdapat elemen seperti caping kalo, jarik laseman, dan selendang tohwatu. Caping kalo, yang berbentuk bulat, melambangkan kewajiban setiap manusia untuk berserah diri kepada Allah SWT. Sementara itu, caping juga berfungsi sebagai pengingat agar kita menutupi telinga dari suara-suara negatif. Jarik laseman, yang biasanya bermotif sulur-suluran, melambangkan pentingnya air bagi kehidupan; sekuat apapun makhluk hidup, air adalah kebutuhan dasar yang membuatnya tampak indah dan tegar. Selendang tohwatu, yang ditenun dengan teknik Gebog Kudus, menggambarkan bahwa kesabaran dalam bekerja akan menghasilkan sesuatu yang tidak hanya indah tetapi juga memuaskan.


Busana Kudusan, seperti Jas Songkok dan Caping Kalo, lebih banyak didominasi warna biru yang terbuat dari kain bludru. Baik pria maupun wanita mengenakan busana ini, dilengkapi dengan aksesori seperti sarung batik Kudusan dan tutuk konde dinar.


Dengan semangat dan kreativitas, festival ini tidak hanya merayakan budaya tetapi juga memperkuat identitas dan kebanggaan masyarakat Kudus. Setiap penampilan mencerminkan keindahan dan keragaman warisan budaya, membuat acara ini menjadi sorotan dalam kalender perayaan kota.