research
  • 15 Sep
  • 2025

Perjalanan Menuju Juara di Porsema XIII Jawa Tengah

Perjalanan menuju juara selalu menyimpan kisah penuh warna. Begitu juga dengan yang dialami oleh Elin dan Iqbal, dua siswa SMK NU Al Hidayah yang berhasil menorehkan prestasi di ajang Porsema XIII Jawa Tengah.


Ketika nama mereka diumumkan sebagai juara, rasa syukur dan lega langsung memenuhi hati. Elin berkata pelan, “Alhamdulillah, capeknya terbayarkan, usaha tidak sia-sia.” Sementara Iqbal hanya bisa tersenyum lega, baginya doa para kiai yang menembus langit adalah kunci kemenangan.


Sejak awal mengikuti lomba, semangat mereka sudah menyala. Elin bahagia karena hobinya bisa tersalurkan, sedangkan Iqbal punya motivasi ganda: selain berkompetisi, ia ingin merasakan langsung suasana Wonosobo—udara sejuk, tempat yang indah, dan ciri khas yang tak terlupakan.


Namun tentu saja, perjalanan tidak semulus bayangan. Rasa minder dan grogi sempat menjadi penghalang. “Tantangan terbesarnya adalah melawan diri sendiri,” ujar Elin. Begitu juga dengan Iqbal yang harus melawan rasa takut ketika harus berhadapan dengan peserta dari seluruh Jawa Tengah. Solusinya sederhana, tapi tak mudah: percaya diri.


Karya yang mereka hasilkan pun menyimpan pesan berharga. Elin ingin menyampaikan makna totalitas dalam berkarya dan rendah hati, sedangkan Iqbal menekankan pentingnya bijak dalam bermedia sosial, karena jika tidak, justru media sosiallah yang akan mengendalikan kita.


Dari karya itu, ada bagian yang paling mereka banggakan. Elin terinspirasi dari sosok KH. Nadjib yang rendah hati kepada siapa pun tanpa memandang latar belakang. Sementara Iqbal bangga bisa menuangkan makna dan cerita dalam sebuah poster digital yang orisinil.


Pelajaran terbesar yang mereka bawa pulang bukan sekadar piala atau piagam. Elin belajar untuk lebih percaya diri, berani melawan ketakutan, dan yakin pada kemampuannya. Iqbal merasa bangga karena berhasil membuktikan bahwa ia bisa masuk tiga besar di tingkat provinsi.


“Jangan menyerah, yakinlah pada kemampuan diri sendiri,” pesan Elin. Iqbal pun menambahkan, “Kuncinya adalah percaya diri dengan kemampuan yang kita miliki.”


Dukungan Guru dan Pembimbing

Di balik prestasi ini, ada peran besar guru dan pembimbing. Ibu Wahdatul Hidayah, selaku pembimbing  Biografi , bercerita bahwa Elin sempat merasa minder ketika pertama kali maju ke tingkat provinsi. Namun dengan semangat, keyakinan, dan latihan, ia akhirnya mampu tampil maksimal. “Tidak ada strategi khusus, yang terpenting adalah rasa percaya diri. Intonasi memang masih menjadi tantangan, tapi itu bisa diasah dengan latihan,” ujarnya.


Bapak Alwi Abdullah, selaku pembimbing Poster Digital menambahkan bahwa strategi pembinaan yang diberikan kepada siswa tidak hanya soal teknik, tapi juga mental. “Kami mengajarkan strategi, memberikan motivasi, dan menyiapkan program latihan yang terstruktur. Tantangan terbesar biasanya mengelola stres, tapi dari situlah mental juara terbentuk,” jelasnya.



Prestasi ini bukan hanya milik Elin dan Iqbal, tetapi milik seluruh keluarga besar SMK NU Al Hidayah. Mereka membuktikan bahwa dengan kerja keras, doa, dan keyakinan, mimpi bisa diraih. Semoga kemenangan di Porsema XIII Jawa Tengah ini menjadi pijakan untuk prestasi-prestasi yang lebih gemilang di masa depan.